IDI RAYEUK – Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk. H. Faisal Ali, yang akrab disapa Abu Sibreh, mendorong para peserta pendidikan kader ulama muda angkatan XXI dan santri di Aceh Timur untuk proaktif dalam menghadapi tantangan era digitalisasi. Hal ini disampaikannya dalam acara diskusi, konsolidasi, dan motivasi yang digelar di Hotel The Royal, Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur, pada Kamis (25/7/2025).
Acara yang diinisiasi oleh para pemuda ini bertujuan untuk memperkuat peran dan kapasitas pemuda, khususnya para santri, dalam peradaban modern. Abu Sibreh, sebagai pembicara utama, menekankan pentingnya bagi para calon ulama untuk tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga melek teknologi agar dapat berdakwah secara efektif dan membentengi umat dari pengaruh negatif di dunia maya.
"Di era digital ini, tantangan sekaligus peluang terbentang luas. Para santri dan kader ulama muda tidak boleh gagap teknologi. Justru, kita harus menjadi garda terdepan dalam memanfaatkan teknologi digital untuk menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil 'alamin," ujar Abu Sibreh di hadapan para peserta.
Sementara itu, Tgk. Basrul Sadri, S.H., selaku tokoh muda Aceh Timur yang turut hadir, menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Menurutnya, pencerahan dari seorang tokoh ulama sekaliber Abu Sibreh menjadi suntikan semangat yang luar biasa.
"Kami sangat mengapresiasi kehadiran dan pencerahan dari Abu Sibreh. Ini adalah momentum penting bagi kami, para pemuda dan kader ulama di Aceh Timur, untuk menyatukan visi dan langkah," kata Tgk. Basrul.
Ia menambahkan, "Motivasi ini membakar semangat kami untuk lebih proaktif dalam membina para santri agar tidak hanya kuat dalam ilmu agama, tetapi juga cakap dalam menghadapi peradaban modern dan mampu berkontribusi untuk kemajuan Aceh Timur."
Diskusi berlangsung interaktif, di mana para kader ulama muda yang hadir aktif bertanya dan berbagi pandangan mengenai strategi dakwah dan pemberdayaan pemuda di tengah arus informasi digital. Acara ini diharapkan menjadi langkah awal untuk konsolidasi yang lebih kuat di antara para pemuda dan santri di Aceh Timur dalam menjawab tantangan zaman.(Red-Muksal)
