Sumber Photo Tehran Times
IDI - Pemerintahan Biden yang akan segera berakhir mendapat kritik tajam karena lebih memprioritaskan pengeluaran militer di luar negeri daripada menangani masalah domestik yang mendesak, terutama terkait tanggapan yang tidak memadai terhadap kebakaran hutan yang melanda California Selatan.
Kebakaran besar telah melanda Los Angeles sejak Selasa lalu, menghancurkan seluruh lingkungan dan mengubah luas area kota menjadi abu. Menurut peramal cuaca swasta Accuweather, kebakaran hebat ini telah melanda puluhan ribu hektar tanah dan dapat berpotensi memiliki dampak ekonomi hingga $150 miliar.
Pemantau pemadaman yang melacak pemadaman di seluruh Amerika Serikat mengatakan pada hari Minggu bahwa puluhan ribu rumah dan bisnis di Los Angeles masih tanpa listrik.
Kebakaran di Los Angeles County diyakini sebagai yang "paling destruktif" dalam sejarah modern AS.
Bencana alam yang tidak terkendali ini telah menyebabkan kekacauan total di daerah-daerah yang terdampak.
Laporan menyebutkan setidaknya 20 orang telah ditangkap karena merampok.
“Pencurian adalah masalah, jumlah penangkapan terus meningkat,” kata Kapten Mike Lorenz dari Departemen Kepolisian Los Angeles pada hari Sabtu.
Para pemadam kebakaran telah terlibat dalam memadamkan kebakaran yang telah mengakibatkan lebih dari selusin orang tewas. Namun, pendanaan yang tidak memadai disebut sebagai alasan mengapa mereka tidak dapat mengendalikan kobaran api yang intens ini dengan efektif.
Kristin Crowley, kepala pemadam kebakaran LA, secara terbuka mengkritik kota karena pemotongan anggaran yang menurutnya membuat lebih sulit bagi petugas pemadam kebakaran untuk melakukan pekerjaan mereka.
Crowley mengatakan dalam sebuah memo pada bulan Desember bahwa pemotongan anggaran menghambat kemampuan departemen untuk merespons keadaan darurat.
Sementara itu, laporan mengatakan bahwa hydrant pemadam kebakaran di Pacific Palisades rusak sebelum kebakaran hutan melanda Los Angeles.
Gubernur California Gavin Newsom menyebut pasokan air yang tidak memadai dan tekanan air yang rendah untuk mengatasi kebakaran hutan ini sebagai "sangat mengkhawatirkan."
Di tengah kegagalan pemerintah federal untuk mengalokasikan dana yang cukup untuk menangani bencana ini, pemerintah telah menghabiskan miliaran dolar untuk petualangan militer di luar negeri.
Dalam beberapa hari terakhir, para aktivis mengkritik pemerintah AS atas intervensi militernya di luar negeri. Mereka berpendapat bahwa dana yang dialokasikan oleh Gedung Putih untuk mendukung konflik Israel di Gaza seharusnya dialihkan untuk menangani masalah domestik, seperti mempersiapkan departemen pemadam kebakaran Los Angeles agar lebih siap menghadapi kebakaran hutan.
Amerika Serikat telah menghabiskan rekor $17,9 miliar untuk bantuan militer kepada Israel sejak dimulainya perang Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023, menurut laporan dari Proyek Biaya Perang Universitas Brown yang dirilis pada Oktober tahun lalu.
Awal bulan ini, pemerintahan Biden memberitahukan Kongres mengenai rencana penjualan senjata ke Israel senilai $8 miliar.
Bantuan militer besar-besaran untuk Ukraina juga mendapat kritik tajam di dalam negeri AS.
Namun, dukungan militer untuk Israel dan Ukraina hanyalah puncak gunung es.
Amerika Serikat mengalokasikan dana besar dari pajak rakyat untuk mengatasi kebangkitan China, yang diperkirakan akan menjadi ekonomi global terkemuka di masa depan. AS khawatir akan tersaingi oleh pengaruh China yang terus berkembang. Oleh karena itu, AS berusaha keras untuk mendiskreditkan “Naga Kuning.”
Pada bulan Desember, China memperingatkan Amerika Serikat agar tidak "bermain dengan api" setelah Washington mengumumkan lebih banyak bantuan dan penjualan senjata ke Taiwan.
Politikus AS telah memperburuk keadaan melalui intervensi militer di luar negeri dan mengabaikan kebutuhan domestik. Untuk saat ini, rakyat Amerika di Los Angeles membayar harga besar akibat kebijakan yang keliru ini.***
