Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger TemplatesPremium By Raushan Design With Shroff Templates

Iklan

 


Kisah Seorang Wanita Mencoba Mengoda Ulama Besar, Inilah Yang Terjadi?

Muksalmina
Thursday, 12 August 2021
Last Updated 2021-08-11T18:33:17Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
    ilustrasi

kisah seorang yang sangat sholeh yang terjadi pada abad pertama Hijriah di zaman Tabi’in ulama besar yang sangat tekun beribadah kepada Allah Swt dan juga sangat terkenal di masa itu.

Ada seorang wanita yang sangat cantik yang hidup bersama suamainya, pada suatu hari  siwanita  bertanya pada suaminya.

“Wahai suamiku, adakah di kota Makkah ini laki-laki yang jika melihat wajah cantikku ini ia tidak akan tergoda?” tanya seorang istri kepada suaminya, sambil bercermin, ia sangat mengagumi akan kecantiakanya.

“Ada.” jawab sang suami.

“Siapa?” kata istrinya

“Ubaid bin Umair.” jawab suaminya

Sang istri diam sejenak. Ia merasa tertantang untuk membuktikan bahwa kecantikannya akan mampu menggoda laki-laki itu.

“Wahai suamiku,”  “bolehkah aku  Merayunya dan membuktikan bahwa aku bisa membuat Ubaid bin Umair bertekut lutut di hadapanku"

Sang suami merasa heran dengan permintaan  sang istrinya itu, akan tetapi ia sendiri juga merasa rencana istrinya itu akan menjadi sesuatu yang menarik, untuk menguji keshalihah seorang ulama. “Silahkan, aku mengijinkanmu,” ujarnya.

Setelah merias diri sedemikian rupa, berangkatlah wanita itu mencari Ubaid bin Umair di Masjidil Haram. Ubaid sendiri adalah seorang ulama yang lahir semasa Rasulullah SAW masih hidup. Nama lengkapnya adalah Ubaid bin Umair bin Qatadah Al Laitsi Al Junda’i Al Makki. Beliau wafat pada tahun 74 Hijriyah.

Saat menjumpai Ubaid,di masjid

 wanita itu pun berpura-pura meminta nasehat. Ia beralasan kebutuhannya amat penting, dan memintanya pindah ke pojok masjid. Sesampainya di sana, wanita itu membuka cadarnya dan tampaklah wajah cantiknya laksana bening rembulan.

“Apa yang kau lakukan?” kata Ubaid melihat kejanggalan wanita tersebut.

“Sungguh, aku mencintaimu. Aku hanya ingin jawaban darimu,” sergah wanita itu untuk terus berusaha menggoda Ubaid.

“Sebentar,” kata Ubaid.Kini nadanya mulai naik. “Ada beberapa pertanyaan yang jika kau menjawabnya dengan jujur, maka aku akan menjawab pertanyaanmu tadi,” tegas Ubaid.

“Baik, aku akan menjawabnya dengan jujur,” jawab sang wanita.

“Pertama, seandainya Malaikat Maut datang menjemputmu saat ini, apakah engkau senang aku memenuhi ajakanmu?” tanya Ubaid.

Wanita itu tak menyangka akan mendapatkan pertanyaan yang langsung yang mengingatkannya dengan kematian. Kemudian menjawabnya, “Tidak”.

“Kedua, seandainya saat ini engkau berada di alam kubur dan sedang didudukkan oleh Malaikat Munkar dan Nakir untuk ditanyai, apakah engkau senang aku penuhi ajakanmu?,” tanya Ubaid lagi.

“Tidak” jawabnya.

“Ketiga, seandainya saat ini semua manusia menerima catatan amalnya dan engkau tidak tahu apakah kau akan mengambilnya dengan tangan kanan atau tangan kiri, apakah engkau senang jika aku memenuhi ajakanmu?”

“Tidak”

“Keempat, seandainya saat ini seluruh manusia digiring ke timbangan amal dan engkau tidak tahu apakah timbangan amal kebaikanmu lebih berat atau justru amal buruknya yang lebih berat, apakah engkau senang jika aku memenuhi ajakanmu?”

“Tidak”.

Kelima, seandainya saat ini engkau berada di hadapan Allah untuk dimintai pertanggungjawaban atas semua nikmatNya yang telah dianugerahkan kepadamu, masihkah tersisa rasa senang di hatimu jika aku memenuhi ajakanmu?”

“Demi Allah, tidak.” tegas sang wanita.

“Kalau begitu wahai wanita, takutlah kepada Allah. Betapa Allah telah memberikan segalanya kepadamu,” ujar Ubaid.

Wanita itu lantas tak kuasa menahan air mata. Padahal sebelumnya, ia datang ke Masjidil Haram berpura-pura mencari nasehat, kini ia benar-benar mendapatkan nasehat yang benar-benar menyentuhnya.

Sesampainya di rumah, sang suami terkejut melihatnya bersedih.

“Apa yang terjadi wahai istriku?” kata suaminya.

“Kita ini termasuk orang yang celaka,” jawab wanita itu.

Kemudian ia pun mengambil wudhu dan salat.

Hari-hari berikutnya, ia berubah drastis. Ia tak lagi membanggakan kecantikannya. Ia tak lagi suka berdandan di setiap malam. Ia pun lantas berubah menjadi ahli salat dan puasa.



iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl